KATA
PENGANTAR
Dewasa ini manusia tidak lagi memperhatikan
lingkungan, akibatnya kerusakan alam pelan tapi pasti terjadi semakin parah dan
justru akan mengancam kelangsungan peradaban manusia itu sendiri. Global
warming, abrasi air laut, penggundulan hutan adalah contoh kecil dari
kecerobohan manusia yang telah lupa bahwa alam merupakan komponen utama dalam
kehidupan. Akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah, maka berbagai satwa
langka pun akan punah secara perlahan.
Untuk itu perlu adanya kesadaran dari berbagai pihak
yang besinggungan langsung maupun tidak langsung dengan alam untuk mulai
memperhatikan dan melestarikan alam sekitar. Di pantai Goa Cemara (Patihan)
yang menyimpan berbagai potensi keindahan alam dan satwa langka (penyu hijau)
perlu dibentuk suatu gerakan pemuda yang mempelopori gerakan penyelamatan
lingkungan hidup.
Latar Belakang Kegiatan
Pada masa-masa awal Kegiatan konservasi yang
kami lakukan bersama rekan- rekan anggota
nelayan pantai goa cemara,berawal dari kesadaran kami akan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan setelah melihat begitu langkanya penyu hijau dikawasan pantai yang tak lain disebabkan oleh tingkah manusia sendiri,
sehingga kami semua sepakat untuk berbuat
sesuatu yang mendukung kelestarian penyu
hijau.
Kesadaran
tersebut kami wujudkan dalam kegiatan kongkrit kami, yaitu memulai kegiatan
pelestarian penyu hijau di
kawasan sekitar kami yaitu kawasan pantai goa cemara. Dimana kawasan tersebut
kami pandang tepat untuk kami jadikan pusat konsentarasi kegiatan seiring berkembangnya obyek wisata pantai goa
cemara. Karena menjaga kelestarian
penyu,tidak sebatas hanya melakukan penyelamatan induknya saja ketika terdampar
ditepian pantai. Lebih dari itu, hingga perawatan bila ternyata ditemukan dalam
kondisi sakit serta melakukan penetasan telur penyu hingga menjadi tukik.
Sehingga ketika dilepas ke alam bebas satwa dilindungi itu terhindar dari
ancaman hewan pemangsa.
Gambar
2. Kawasan pantai goa cemara
Jenis
kegiatan
Kegiatan konservasi penyu dipantai goa cemara ini dilatar belakangi oleh komitmen para anggota nelayan untuk bersungguh-sungguh
dalam menangani penyelamatan terhadap kelestarian satwa langka ini,Dengan
keterbatasan yang kami miliki,kami membuat tempat karantina penyu dengan bahan
dan media yang telah tersedia dari bekas
konservasi lahan kritis di sekitar pinggiran pantai goa cemara yang berupa
tempat penampungan air untuk penyiraman bibit cemara berupa sumur dangkal yang
terbuat dari cor beton. Tempat itu kami pergunakan untuk sarang telur penyu
sampai dengan penetasan. Dan untuk tempat merawat induk penyu kami gunakan Bak
fiber dengan ukuran yang cukup besar. Terbukti dengan adanya tindakan-tindakan
penyelamatan tersebut dibawah ini:
1.
Membuat tempat karantina khusus untuk penyu
2.Menangkap dan merawat penyu yang sakit setelah bertelur
Seringkali Penyu hijau yang
terlalu lama didarat untuk bertelur ,kondisi fisiknya akan melemah.hal itu kami
antisipasi dengan cara menangkap induk penyu untuk kemudian kami rawat
sementara di tempat khusus yang telah
kami sediakan(karantina) dalam bentuk Bak fiber.
Gambar 3.penyu yang sakit setelah bertelur
Pada tahun 2010 Kelompok Nelayan
Mina Raharjo Pantai Goa Cemara mengajukan permohonan bantuan ke dinas Kelautan
dan Perikanan, sehubungan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendirian
tempat konservasi perawatan induk dan penetapan telur penyu. Dan bantuan
tersebut dapat direalisasikan pada tahun 2011. Pada tahun itu juga mulai
dilakukan penetasan penyu di Pantai Goa Cemara secara intensif .
A. Merawat induk penyu
yang ditemukan sakit setelah bertelur ke tempat konservasi induk
Gambar 4. Proses perawatan induk
penyu
Gambar 5. Foto tempat induk penyu
Gambar 6. Induk penyu yang dirawat
didalam bak fiber
B.Melepas kembali induk penyu yang telah sehat
Gambar 7. Induk penyu yang telah sehat
Gambar 8.
Induk penyu yang kembali dilepas ke laut
3.Memindahkan telur-telur
penyu ke sarang buatan
Banyaknya jumlah telur penyu dipinggiran pantai yang
ditinggalkan induknya,membuat telur-telur penyu tersebut menjadi riskan akan
gangguan-gangguan dari musuh penyu,seperti manusia yang sering kali mencuri
telur-telur tersebut secara liar.keadaan seperti ini apabila dibiarkan maka
akan sangat merugikan kelestarian hidup penyu hijau. Maka kami bersama kelompok
nelayan goa cemara memindahkan telur-telur penyu tersebut dari sarang asli ke
sarang buatan milik nelayan goa cemara(Mina Raharjo) untuk kemudian dieramkan
ditempat khusus konservasi yang telah disediakan.
Gambar 9.
Proses pengambilan telur dari sarang asli
Gambar 10. Telur dibungkus dengan kain untuk dipindahkan
Gambar 11. Foto proses pemindahan telur-telur penyu
Gambar
12. Proses peletakan telur-telur penyu ke dalam sarang buatan
Gambar 13. Sarang telur
penyu buatan kelompok nelayan Mina Raharjo
Sarang-sarang telur penyu buatan yang telah diisi dengan
telur penyu kita beri tanda dengan tulisan Tanggal Ditemukanya Telur(TDT)
disertai tulisan Tanggal Perkiraan Menetas(TPM). Telur-telur penyu akan menetas
setelah 50-60 hari terhitung dari tanggal ditemukanya.
Gambar 14. Foto sarang-sarang telur penyu
Selama berada
didalam perawatan,sarang-saarang telur penyu diawasi dan dirawat secara rutin
seperti:
1. Menyiram sarang telur penyu dengan air laut setiap kali terlihat kering
2. Membersihkan sarang telur penyu dari dedaunan kering yang jatuh terbawa
angin
3. Melakukan pengawasan secara berkala terhadap perubahan
yang terjadi pada sarang setelah
usia sarang telur mendekati fase penetasan
4.Proses penetasan telur
penyu
Dihari ke 50 telur-telur penyu akan menetas,tukik akan
keluar dari sarang satu per satu menyembul keluar dari tanah.Tukik-tersebut
harus segera dipindahkan ke styrofoam yang telah diisi dengan sedikit air laut
agar tukik kering dan mati.
Gambar 15. Proses
pengambilan Tukik untuk dipindahkan ke styrofoam
Gambar 16.Petugas konservasi sedang memindahkan tukik-tukik ke styrofoam
Gambar17.Proses
evakuasi telur penyu yang menetas tapi belum
keluar dari dalam tanahGambar 18.Petugas sedang merawat tukik-tukik yang baru saja menetas
Gambar 19.Tukik-tukik yang baru saja menetas
Gambar 20. Tukik-tukik yang telah
ditempatkan kedalam styrofoam
Proses Adopsi dan
pelepasan Tukik-tukik Penyu
.
Gambar 22. Para Pengadopsi didaftar dan di data
Gambar 23. Proses pelepasan tukik oleh Para Pengadopsi
Dampak kegiatan
a. Meningkatnya jumlah sarang telur yang ditemukan ditahun
2012. Hal ini adalah dampak dari konservasi penetasan telur yang telah kami
lakukan ditahun 2011. Bisa dimungkinan hal ini terjadi karena pengaruh dari
tukik-tukik yang telah kami lepas di tahun 2011 berjumlah cukup banyak,sehingga
di musim 2012 ini mengundang induk-induk penyu yang lain untuk bertelur di
sekitar pantai tak jauh dari tempat konservasi penyu.
b. Banyaknya jumlah pengadopsi tukik penyu
Hal ini menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap kegiatan yang kami
lakukan sangatlah tinggi,dengan tingginya jumlah pengadopsi maka akan menambah
inkam untuk pengembangan sarana konservasi penyu.
Kendala selama proses konservasi penyu
1. Belum tersedianya fasisilitas untuk mempermudah pengambilan air laut ke
lokasi konservasi penyu,yang jarak pengambilan air laut tergolong jauh. Karena
jarak tempat konservasi penyu dari pantai kurang lebih 200 m. Sampai saat ini
proses pengambilan air laut masih menggunakan Tong-Tong plastik ukuran besar
yang kemudian diangkut dengan menggunakan gerobak dorong.
2. Belum adanya tempat untuk induk penyu yang akan bertelur,
hal ini dikarenakan keterbatasan biaya yang kami miliki. Sehingga kami belum
bisa menempatkan induk penyu yang belum sempat bertelur ke dalam tempat
konservasi untuk dirawat dan dijaga sampai dengan bertelur.
1. Program
Kerjasama
Saya dan rekan-rekan anggota konservasi penyu,sering terlibat
dalam pertemuan untuk membahas upaya konservasi penyu hijau dengan instansi terkait. Yaitu dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kab. Bantul, Badan Lingkungan Hidup Kab. Bantul dan Prov.DIY, dan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY. Pertemuan ini diharapkan membawa manfaat
terkait dengan kegiatan konservasi yang kami lakukan. Agar tercipta Pantai Goa cemara yang indah dengan satwa langkanya yang
tetap terjaga kelestarianya.
Saya juga melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai upaya konservasi penyu hijau di daerah goa cemara(khususnya) dan konservasi penyu secara luas. Sosialisasi
dilakukan dengan merangkul akademisi seperti UNIVERSITAS GADJAH MADA(UGM)dan
Universitas AHMAD DAHLAN
(UAD).
Saya juga melakukan studi banding ke Sukabumi untuk menambah ilmu di bidang konservasi penyu hijau.
2.Sumber
Pembiayaan Kegiatan
Seluruh kegiatan konservasi penyu di pantai goa cemara ini
di biayai dengan swadaya
kelompok nelayan Mina raharjo dan bantuan dari Dinas Kelautan Kabupaten Bantul Dan Provinsi DIY.
Kegiatan konservasi ini memperluas jaringan
pemuda dan warga Nelayan
Goa Cemara. Pemerintah,
Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga swasta semakin peduli tentang konservasi penyu di goa cemara. Masa awal konservasi hanya melibatkan pemuda
dan beberapa warga kelompok
nelayan yang bersedia membantu. Setelah tahun ke dua menunjukkan hasil yang
positif, semakin banyak pihak-pihak luar yang turut membantu pengembangan konservas Penyu ini. Beberapa pihak
yang kemudian ikut mengembangkan Konservasi Penyu di Goa Cemara ini adalah:
1. Kelompok
Pemerhati Wetland (Mahasiswa Fakultas
Kehutanan UGM)
2. BLH
Kabupaten Bantul Dan Provinsi DIY
3. Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan Provinsi DIY
4. Media-media Surat Kabar Dan Media Internet
5. Media Cetak Kedaulatan rakyat
6. Komunitas
Detik Com