Kamis, 30 Agustus 2012

    11111       

KATA PENGANTAR
 Dewasa ini manusia tidak lagi memperhatikan lingkungan, akibatnya kerusakan alam pelan tapi pasti terjadi semakin parah dan justru akan mengancam kelangsungan peradaban manusia itu sendiri. Global warming, abrasi air laut, penggundulan hutan adalah contoh kecil dari kecerobohan manusia yang telah lupa bahwa alam merupakan komponen utama dalam kehidupan. Akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah, maka berbagai satwa langka pun akan punah secara perlahan.
Untuk itu perlu adanya kesadaran dari berbagai pihak yang besinggungan langsung maupun tidak langsung dengan alam untuk mulai memperhatikan dan melestarikan alam sekitar. Di pantai Goa Cemara (Patihan) yang menyimpan berbagai potensi keindahan alam dan satwa langka (penyu hijau) perlu dibentuk suatu gerakan pemuda yang mempelopori gerakan penyelamatan lingkungan hidup.

 Latar Belakang Kegiatan
Pada masa-masa awal Kegiatan konservasi yang kami lakukan bersama rekan- rekan anggota nelayan pantai goa cemara,berawal dari kesadaran kami akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan setelah melihat begitu langkanya penyu hijau dikawasan pantai yang tak lain  disebabkan oleh tingkah manusia sendiri, sehingga kami semua sepakat untuk berbuat sesuatu yang mendukung kelestarian penyu hijau.
Kesadaran tersebut kami wujudkan dalam kegiatan kongkrit kami, yaitu memulai kegiatan pelestarian penyu hijau di kawasan sekitar kami yaitu  kawasan pantai goa cemara. Dimana kawasan tersebut kami pandang tepat untuk kami jadikan pusat konsentarasi kegiatan seiring berkembangnya obyek wisata pantai goa cemara.  Karena menjaga kelestarian penyu,tidak sebatas hanya melakukan penyelamatan induknya saja ketika terdampar ditepian pantai. Lebih dari itu, hingga perawatan bila ternyata ditemukan dalam kondisi sakit serta melakukan penetasan telur penyu hingga menjadi tukik. Sehingga ketika dilepas ke alam bebas satwa dilindungi itu terhindar dari ancaman hewan pemangsa.

 Gambar 2. Kawasan pantai goa cemara

Jenis kegiatan                                                                                                              
Kegiatan konservasi penyu dipantai goa cemara ini dilatar belakangi oleh komitmen para anggota nelayan untuk bersungguh-sungguh dalam menangani penyelamatan terhadap kelestarian satwa langka ini,Dengan keterbatasan yang kami miliki,kami membuat tempat karantina penyu dengan bahan dan media yang telah tersedia dari  bekas konservasi lahan kritis di sekitar pinggiran pantai goa cemara yang berupa tempat penampungan air untuk penyiraman bibit cemara berupa sumur dangkal yang terbuat dari cor beton. Tempat itu kami pergunakan untuk sarang telur penyu sampai dengan penetasan. Dan untuk tempat merawat induk penyu kami gunakan Bak fiber dengan ukuran yang cukup besar. Terbukti dengan adanya tindakan-tindakan penyelamatan tersebut dibawah ini:

1. Membuat tempat karantina khusus untuk penyu   


Gambar 2. Sarang buatan untuk proses pengeraman telur penyu
2.Menangkap  dan merawat penyu yang sakit setelah bertelur
Seringkali Penyu hijau yang terlalu lama didarat untuk bertelur ,kondisi fisiknya akan melemah.hal itu kami antisipasi dengan cara menangkap induk penyu untuk kemudian kami rawat sementara di tempat khusus yang  telah kami sediakan(karantina) dalam bentuk Bak fiber. 
     Gambar 3.penyu yang sakit setelah bertelur 
Pada tahun 2010 Kelompok Nelayan Mina Raharjo Pantai Goa Cemara mengajukan permohonan bantuan ke dinas Kelautan dan Perikanan, sehubungan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendirian tempat konservasi perawatan induk dan penetapan telur penyu. Dan bantuan tersebut dapat direalisasikan pada tahun 2011. Pada tahun itu juga mulai dilakukan penetasan penyu di Pantai Goa Cemara secara intensif .
A. Merawat induk penyu yang ditemukan sakit setelah bertelur ke tempat konservasi induk 
                 Gambar 4. Proses perawatan induk penyu


 Gambar 5. Foto tempat  induk penyu 


           Gambar 6. Induk penyu yang dirawat didalam bak fiber

B.Melepas kembali induk penyu yang telah sehat  

                                                     Gambar 7. Induk penyu yang telah sehat


                     Gambar 8. Induk penyu yang kembali dilepas ke laut 
3.Memindahkan telur-telur penyu ke sarang buatan
Banyaknya jumlah telur penyu dipinggiran pantai yang ditinggalkan induknya,membuat telur-telur penyu tersebut menjadi riskan akan gangguan-gangguan dari musuh penyu,seperti manusia yang sering kali mencuri telur-telur tersebut secara liar.keadaan seperti ini apabila dibiarkan maka akan sangat merugikan kelestarian hidup penyu hijau. Maka kami bersama kelompok nelayan goa cemara memindahkan telur-telur penyu tersebut dari sarang asli ke sarang buatan milik nelayan goa cemara(Mina Raharjo) untuk kemudian dieramkan ditempat khusus konservasi yang telah disediakan. 
    
Gambar 9. Proses pengambilan telur dari sarang asli





Gambar 10. Telur dibungkus dengan kain untuk dipindahkan





Gambar 11. Foto proses pemindahan telur-telur penyu





Gambar  12. Proses peletakan telur-telur penyu ke dalam sarang buatan



           Gambar 13. Sarang telur penyu buatan kelompok nelayan Mina Raharjo

Sarang-sarang telur penyu buatan yang telah diisi dengan telur penyu kita beri tanda dengan tulisan Tanggal Ditemukanya Telur(TDT) disertai tulisan Tanggal Perkiraan Menetas(TPM). Telur-telur penyu akan menetas setelah 50-60 hari terhitung dari tanggal ditemukanya. 
Gambar 14. Foto sarang-sarang telur penyu 
Selama berada didalam perawatan,sarang-saarang telur penyu diawasi dan dirawat secara rutin seperti:
1. Menyiram sarang telur penyu dengan air laut setiap kali terlihat kering
2. Membersihkan sarang telur penyu dari dedaunan kering yang jatuh terbawa angin
3. Melakukan pengawasan secara berkala terhadap perubahan yang terjadi pada sarang setelah usia sarang telur mendekati fase penetasan                        
 4.Proses penetasan telur penyu                                  
 Dihari ke 50 telur-telur penyu akan menetas,tukik akan keluar dari sarang satu per satu menyembul keluar dari tanah.Tukik-tersebut harus segera dipindahkan ke styrofoam yang telah diisi dengan sedikit air laut agar tukik  kering dan mati.

       Gambar 15. Proses pengambilan Tukik untuk dipindahkan ke styrofoam   

                Gambar 16.Petugas konservasi sedang memindahkan tukik-tukik ke styrofoam


Gambar17.Proses evakuasi telur penyu yang menetas tapi belum  keluar dari dalam tanah





         Gambar 18.Petugas sedang merawat tukik-tukik yang baru saja menetas




Gambar 19.Tukik-tukik yang baru saja menetas 



              Gambar 20. Tukik-tukik yang telah ditempatkan kedalam styrofoam

Proses Adopsi dan pelepasan Tukik-tukik Penyu
Masyarakat sekitar obyek wisata pantai goa cemara sudah mempunyai komitmen untuk menjaga kelestarian penyu, dalam upayanya melindungi kelestarian penyu,salah satunya dengan sistem adopsi. Sehingga ketika masa pelepasan tukik, dilakukan oleh para pengadopsi. Ini adalah bentuk nyata dorongan masyarakat untuk peduli terhadap penyu. Setelah Tukik berada pada styrofoam,styrofoam ditempatkan ditempat yang gelap. Hal ini dilakukan agar tukik-tukik tidak banyak bergerak, sehingga ketika dilepas ke laut tukik-tukik tersebut tidak kelelahan. Proses adopsi dilakukan paling lama sehari setelah penetasan,agar kondisi Tukik benar-benar sehat ketika akan dilepas ke laut    


    .                                                                              
Gambar 21. Para calon Pengadopsi Tukik



Gambar 22. Para Pengadopsi didaftar dan di data




Gambar 23. Proses pelepasan tukik oleh Para Pengadopsi
Dampak kegiatan
a. Meningkatnya jumlah sarang telur yang ditemukan ditahun 2012.     Hal ini adalah dampak dari konservasi penetasan telur yang telah kami lakukan ditahun 2011. Bisa dimungkinan hal ini terjadi karena pengaruh dari tukik-tukik yang telah kami lepas di tahun 2011 berjumlah cukup banyak,sehingga di musim 2012 ini mengundang induk-induk penyu yang lain untuk bertelur di sekitar pantai tak jauh dari tempat konservasi penyu.
b. Banyaknya jumlah pengadopsi tukik penyu                                 
 Hal ini menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap kegiatan yang kami lakukan sangatlah tinggi,dengan tingginya jumlah pengadopsi maka akan menambah inkam untuk pengembangan sarana konservasi penyu.


Kendala selama proses konservasi penyu
1. Belum tersedianya fasisilitas untuk mempermudah pengambilan air laut ke lokasi konservasi penyu,yang jarak pengambilan air laut tergolong jauh. Karena jarak tempat konservasi penyu dari pantai kurang lebih 200 m. Sampai saat ini proses pengambilan air laut masih menggunakan Tong-Tong plastik ukuran besar yang kemudian diangkut dengan menggunakan gerobak dorong.
2. Belum adanya tempat untuk induk penyu yang akan bertelur, hal ini dikarenakan keterbatasan biaya yang kami miliki. Sehingga kami belum bisa menempatkan induk penyu yang belum sempat bertelur ke dalam tempat konservasi untuk dirawat dan dijaga sampai dengan bertelur.

1. Program Kerjasama                                                               
Saya dan rekan-rekan anggota konservasi penyu,sering terlibat dalam pertemuan untuk membahas upaya konservasi penyu hijau dengan instansi terkait. Yaitu dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bantul, Badan Lingkungan Hidup Kab. Bantul dan Prov.DIY, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY. Pertemuan ini diharapkan membawa manfaat terkait dengan kegiatan konservasi yang kami lakukan. Agar tercipta Pantai Goa cemara yang indah dengan satwa langkanya yang tetap terjaga kelestarianya.
Saya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai upaya konservasi penyu hijau di daerah goa cemara(khususnya) dan konservasi penyu secara luas. Sosialisasi dilakukan dengan merangkul akademisi seperti UNIVERSITAS GADJAH MADA(UGM)dan Universitas AHMAD DAHLAN (UAD). Saya juga melakukan studi banding ke Sukabumi untuk menambah ilmu di bidang konservasi penyu hijau. 
2.Sumber Pembiayaan Kegiatan
Seluruh kegiatan konservasi penyu di pantai goa cemara ini di biayai dengan swadaya kelompok nelayan Mina raharjo dan bantuan dari Dinas Kelautan  Kabupaten Bantul Dan Provinsi DIY.
Kegiatan konservasi ini memperluas jaringan pemuda dan warga Nelayan Goa Cemara. Pemerintah,  Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga swasta semakin peduli tentang konservasi penyu di goa cemara. Masa awal konservasi hanya melibatkan pemuda dan beberapa warga kelompok nelayan yang bersedia membantu. Setelah tahun ke dua menunjukkan hasil yang positif, semakin banyak pihak-pihak luar yang turut membantu pengembangan konservas Penyu ini. Beberapa pihak yang kemudian ikut mengembangkan Konservasi Penyu di Goa Cemara ini adalah:
1.    Kelompok Pemerhati Wetland (Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM)
2.    BLH Kabupaten Bantul Dan Provinsi DIY
3.    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan Provinsi DIY
4.    Media-media Surat Kabar Dan Media Internet
5.    Media Cetak Kedaulatan rakyat
6.    Komunitas Detik Com